Selasa, 09 Februari 2010

Memaknai GERBANG EMASSebagai Brand Image Gorut





Oleh : Ali Mobiliu

Redaktur Pelaksana Harian Suara Publik

Dimuat di Harian Suara Publik 7 Desember 2009

Gerbang Emas” yang menjadi ikon dan semangat Pemerintahan Rusli Habibie dan Wakil Bupati Indra Yasin saat ini boleh disebut telah menjadi “brand imagenya” Kab. Gorut. Melihat, mendengar dan Ingat Emas pasti ingat Gorut, ingat Gorut pasti ingat gerbang. Itulah yang disebut dengan Brand Image, yakni menyebut, mengingat, mendengar, melihat sesuatu barang, maka fantasi, khayalan, gambaran maupun imajinasi seseorang akan muncul secara spontan dan refleks ke sesuatu barang.

Di Perusahaan-perusahaan berskala nasional dan internasional membangun “Brand Image” bukan sebuah pekerjaan mudah. Dibutuhkan bertahun-tahun menganalisa, mengkaji dan melakukan riset dengan melibatkan pakar pemasaran untuk melahirkan sebuah istilah yang kemudian menjadi brand image bagi perusahaan.

Pasta Gigi merk Pepsodent misalnya, termasuk yang berhasil menciptakan brand imagenya hingga terus hidup beberapa generasi. Tidak heran jika meski dalam perkembangannya banyak bermunculan merk-merk pasta gigi, tetap saja di masyarakat, nama pepsodent diidentifikasikan pada pasta gigi merk lain.

Di Provinsi Gorontalo Fadel Muhammad termasuk sosok Gubernur yang mampu membangun jagung sebagai brand imagenya Gorontalo. Ingat jagung, pasti ingat Gorontalo, ingat Gorontalo pasti ingat jagung. Disinilah kunci awal keberhasilan Fadel Muhammad sebagai seorang pemimpin. Yakni kecerdasannya sebagai seorang top leader mampu menembus cakrawala pemikiran brilian yang berdampak positif ke masyarakat dalam rentang waktu yang panjang. Selain itu, banyak deretan perusahaan-perusahaan yang maju dan berkembang pesat dan menjadi legenda karena berhasil membangun “Brand Image”.

Brand Image berawal dari ide dan gagasan memberi identifikasi terhadap suatu produk atau suatu daerah yang diharapkan member imbas dan menjadi simbol yang terus hidup di masyarakat. Tidak mengherankan jika setiap daerah, setiap perusahaan selalu memiliki ikon-ikon seperti itu. Kota Gorontalo saat Pemerintahan Medi Botutihe mencanangkan Kota Gorontalo sebagai “Serambi Madinah”, Di era Walikota Adhan Dambea saat ini, Kota Gorontalo sebagai Kota Entrepreneur. Demikian pula halnya di Kab. Gorontalo yang dikenal dengan “Dulo Ito Momongu Lipu” di Kab. Boalemo dikenal dengan Bumi Bertasbih dan masih banyak lagi ikon-ikon daerah yang coba dimunculkan.

Persoalannya, apakah semua ikon yang diciptakan itu kelak akan berdampak terhadap masyarakat dan menjadi sebuah brand Image? Belum tentu, karena banyak bukti yang menunjukkan bahwa tidak semua ikon, julukan, identifikasi dan simbol daerah membumi dan berdampak terhadap masyarakat.

Lantas bagaimana agar sebuah ikon dan simbol menjadi sebuah Brand image? Banyak variabel-variabel yang harus dijawab dan dirumuskan terlebih dahulu sebelum ikon itu dimunculkan. Diantaranya adalah mudah diingat, selalu diekspose, memiliki sejuta makna, berdampak terhadap masyarakat. Mudah dipahami dan tidak menggunakan kata yang berbelit-belit.

Tidak bermaksud memuji dan mengkultuskan pemerintahan Rusli Habibie dan Indra Yasin, namun tulisan ini sekedar mengajak masyarakat Gorut untuk bangkit dan berpikir optimis bahwa ikon Gerbang Emas selain memiliki potensi dan kekuatan menjadi sebuah Brand Image yang cukup ampuh tapi juga ikon ini mengandung filosofi-filosofi kehidupan yang kaya makna.

Gerbang, mudah dijumpai dimana-mana, setiap rumah dan gedung hamper dipastikan memiliki pintu gerbang. Gerbang bila didefinsikan melalui pendekatan fungsinya diartikan sebagai wahana “memasuki” sebuah ruang yang lebih nyaman, aman dan tenteram. Demikian pula dengan kata Emas, siapapun selalu memimpikan, mencintai dan mendambakan emas yang dikenal di seluruh dunia sebagai barang mewah yang mahal harganya itu. Jika Ikon ini akan menjadi Brand Image maka kelak jika melihat Gerbang, pasti ingat Gorut, berada di Gorut pasti ingat Gerbang, atau Lihat dan memakai Emas pasti ingat Gorut,dan berada di Gorut pasti dapat emas. Karena Gerbang identik dengan “pintu masuk” maka dapat pula diartikan Gorut sebagai pintu meraih emas. Yakni siapa saja yang masuk ke Kab. Gorut akan meraih emas yakni emas yang memiliki makna yang sangat luas yang tidak harus emas dalam bentuk perhiasan.

Ikon ini juga tidak hanya sekedar dua rangkaian kata yang bisa diterjemahkan menjadi ruh pembangkit semangat meraih kemajuan, tapi dalam tataran realitas, Kab. Gorut sebenarnya menyimpan Emas, potensi perikanan dan Kelautan yang melimpah,Keindahan panorama laut dengan banyaknya pulau-pulau kecil dan besar, kemudian potensi pertanian dan perkebunan, belum lagi orang-orang Gorut yang ramah dan hidup aman, tentram dan damai di tengah pluralisme, juga merupakan potensi yang menyimpan emas.

Namun dalam realitasnya pula harus diakui bahwa untuk masuk ke pintu gerbang di rumah milik siapapun, ada etika-etika kesopanan yang harus dijunjung tinggi, jika tidak, belum masuk pintu gerbang saja sudah diusir oleh tuan rumah. Begitu pula halnya dengan Emas, dimana-mana untuk memperoleh emas itu tidak mudah, tetapi jika berhasil memperolehnya, terkadang membuat orang jadi congkak, angkuh dan sombong atau riya.

Hal ini mengandung makna bahwa dengan ikon Gerbang Emasnya, masyarakat Gorut tetap diharapkan menjunjungi tinggi nilai – nilai luhur, etika dan kesopanan sebagaimana tuntunan ketika hendak memasuki pintu gerbang. Demikian pula untuk meraih emas, membutuhkan kerja keras, dan bahkan pengorbanan.Emas tidak dapat diperoleh dengan hidup berfoya-foya dan santai. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar