Kamis, 01 April 2010

Gorontalo Utara, Maju dan Optimis Dengan GERBANG EMAS


Kabupaten Gorontalo Utara diresmikan pada 26 April 2007 dengan luas wilayah 1.676,15 Km2 atau sekitar 10,7 persen dari total luas Provinsi Gorontalo yang mencapai 12.215,44 km2. Kabupaten Gorontalo Utara saat ini sesuai data kependudukan tahun 2009 memiliki penduduk sejumlah 115.821 jiwa.

Seiring perkembangannya, Gorontalo Utara kini telah memiliki 6 Kecamatan yakni Kecamatan Kwandang sebagai Ibukota Kabupaten, Kecamatan Anggrek, Atinggola, Sumalata, Tolinggula dan Kecamatan Gentuma Raya, yang secara keseluruhan memiliki 56 desa dimana terdapat 17 desa berkembang dan 39 desa tertinggal.

Kedepan daerah pesisir utara Gorontalo ini ditargetkan bakal menjadi 15 Kecamatan. Pemekaran ini menjadi sebuah tuntutan disamping sebagai upaya mendekatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakatnya juga karena potensi daerah ini yang sangat besar yang membutuhkan responsifitas dalam bentuk layanan kepada masyarakat dan stakeholder yang ingin menanamkan modalnya di daerah ini.

Gorontalo Utara termasuk daerah yang sangat strategis karena berada di lintasan kawasan ekonomi terpadu (KAPET) yakni di sebelah timur berbatasan langsung dengan Manado dan Bolaang Mongondow Utara, di sebelah Barat berbatasan dengan Sulawesi Tengah (Buol Toli-toli) yang bisa berinteraksi melalui laut dan darat dan hanya berjarak sekitar 50 Km dengan Bandara Udara Jalaludin di Isimu Kabupaten Gorontalo.

Secara geografis Gorontalo Utara menyimpan berjuta potensi mulai dari potensi perikanan dan kelautan yang membentang dari Buata Atinggola hingga Tolinggula dan Kwandang hingga Anggrek yang memiliki panjang garis pantai 320 km, memiliki 52 pulau diantaranya ada 2 (dua) pulau yang berpenghuni yakni Ponelo dan Dudepo. Potensi perikanan tangkap di perairan 12 mil sebesar 13.640 ton / tahun dan ZEE Indonesia sebesar 46.000 ton / tahun. Untuk budidaya perikanan meliputi 400 ha tambak, meliputi rumput laut seluas 2.560 ha, Kerang Mutiara 200 Ha dan budi daya ikan lainnya seluas 550 Ha.

Keseluruhan potensi inilah yang coba dikembangkan pemerintahan Rusli Habibie, wakil Bupati Indra Yasin dan didukung performance birokrat yang dikomandoi Ir. Ismail Patamani

Tidak heran jika semua sektor terus mendapat sentuhan program, inovasi, dan terobosan untuk mendorong pertumbuhan, kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya.

Di sektor Perikanan dan Kelautan, Pemerintah Daerah telah menggagas dan tengah mengembangkan pembangunan pelabuhan perikanan Nusantara melalui program Minapolitan di Kecamatan Kwandang dan Gentuma Raya yang didukung penuh oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan. Program-program di sektor ini tidak hanya menitikberatkan pada peningkatan produksi perikanan dan pemasarannya tapi juga memberdayakan masyarakat pesisir dengan berbagai kebijakan di semua sektor terutama pengembangan SDM nya.

Pada kurun tahun 2009, total produksi Perikanan Tangkap di Gorontalo Utara mencapai 11.400 ton, Perikanan Budidaya Tambak 190 ton, Rumput laut, 1.760 ton dan kerang mutiara 12, 6 kg. Total produksi perikanan ini bersumber dari sarana budidaya tambak seluas 240 Ha, Rumput Laut 256 Ha, Kerang Mutiara seluas 60 Ha. Di daerah ini juga dikembangkan Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang meliputi RTP tangkap sebanyak 2.374 RTP (3.893 nelayan) perikanan Budidaya Tambak 164 RTP (196 pembudidaya), Rumput Laut 657 RTP (1003 pembudidaya)

Realisasi pemasaran Produksi perikanan ini selama kurun tahun 2009 untuk rumput laut, Udang Lobster, Ikan kering, Ikan, Teripang, Jaring-jaring diantaranya ke Surabaya, Manado, Makassar, Palu, Bitung dan ekspor Udang Lobster ke Singapura dan Thailand serta kerang mutiara ke Jepang.

Jika dibandingkan dengan sebelum pemekaran, produksi perikanan dan kelautan jelas mengalami lonjakan signifikan. Hal ini didorong oleh peningkatan sarana dan prasarana perikanan yang terus ditingkatkan. Hingga akhir tahun 2009, sarana penangkapan ikan berupa Kapal Motor mulai dari 5-10 GT sebanyak 120 unit, perahu /motor temple sebanyak 1.354 buah dan perahu tanpa motor sebanyak 891 buah. Selain itu, program-program bantuan untuk nelayan dan masyarakat pesisir terus bergulir melalui program Pembinaan dan pengembangan usaha mulai dari pelayanan perizinan, bantuan katinting, jarring purse seine, Tramel net, Gilnet, sarana percontohan budidaya rumput laut, sarana kebun bibit rumput laut, jarring bagan, Rumpon, Motor Cool Box dan bantuan langsung masyarakat melalui program PNPM Mandiri.

Di sektor Pertanian Pemerintah Daerah melaksanakan berbagai program diantaranya pemetaan kesesuaian lahan potensi pertanian, pembangunan jalan usaha tani,pembangunan jalan produksi perkebunan, pembangunan lumbung pangan, pembangunan rumah pupuk, pengadaan pompa air permukaan, pembuatan demplot kawasan perkebunan kakao, bantuan benih padi, pupuk, pembangunan balai penyuluh pertanian, pembuatan irigasi tanah dangkal, peningkatan SDM aparat dan petani, pembangunan jaringan irigasi sawah, peremajaan perkebunan rakyat.

Tidak hanya itu saja, di sektor pertanian, Pemerintah Daerah melakukan penyusunan database kelompok tani, pembangunan atau rehab irigasi dan saluran irigasi, pembuatan embung, pembuatan areal HMT (Hijau Makanan ternak) , peningkatan SDM melalui kegiatan pelatihan, bimbingan, penyuluhan dan pemberian bantuan bibit cabe, kakao, durian, Nenas dan Cengkeh, Pembuatan Demfam Agropolitan Jagung, pemberian bantuan benih jagung, pupuk, obat-obatan dan tenda menggunakan kartu kendali pengadaan Hand Tracktor dan alat perbengkelan serta pembuatan pupuk organic.

Dengan berbagai kebijakan tersebut, produksi pertanian khususnya padi dan jagung di Kabupaten Gorontalo Utara selama tahun 2009 mengalami lonjakan cukup drastis yakni dari 4 ton per hektar menjadi 8-11 ton per hektar. Hal ini terwujud berkat program penguatan yang digagas pemerintah daerah diantaranya melalui pemberian bantuan bibit, pupuk dan obat-obatan, program pertanian dengan sentuhan teknologi, pencetakan sawah maupun ladang baru yang pada tahun 2009 mengalami penambahan 100 hektar dan yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan lumbung pangan.

Di sektor Peternakan, Kabupaten Gorontalo Utara terus mengembangkan peternakan yang berbasis kerakyatan yang diintervensi melalui kebijakan diantaranya pemberian bantuan sapi berkualitas bagi masyarakat yang pada tahun 2009 lalu mencapai 462 ekor, pemberian HMT, pembuatan kandang dan peningkatan sarana peternakan dan peningkatan produksi hasil ternak melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB). Untuk tahun 2009 saja, anggaran yang dikucurkan Pemerintah Daerah bagi pengembangan peternakan untuk 12 kelompok ternak di 15 desa senilai Rp. 1.813 Milyar.

Demikian juga dengan sektor Pariwisata, Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara telah melahirkan hasil yang brilian yang notabene sejajar dengan Kabupaten lainnya. Keberhasilan yang diukur dari beberapa kinerja termasuk potensi pariwisata yang menjadi aset paling mahal di Gorontalo Utara ternyata mendapat jempol dari daerah lain yang memelihara secara langsung proses pengembangan potensi yang selama ini terkubur sebelum Kabupaten Gorontalo Utara dibentuk.

Pulau Saronde yang sebelumnya tidak nampak misalnya, kini menjadi pusat pariwisata yang paling dikenal di Gorontalo, begitu juga pantai Monano yang sebelumnya hanya merupakan lokasi biasa kini ‘disulap’ menjadi pantai pariwisata yang banyak mendatangkan pengunjung baik didalam daerah Gorontalo maupun dari luar daerah Gorontalo. Bahkan lebih dari itu, Konsorsium pengusaha pariwisata Singapura yang melakukan kunjungannya di daerah ini pada pertengahan tahun 2009 lalu pernah menyatakan minat untuk berinvestasi di bidang pariwisata di 3 pulau sekaligus yakni Pulau Saronde, Mohinggito serta Pulau Lampu.

Pemerintahan Rusli Habibie juga tidak hanya memfokuskan pada aspek pembenahan tempat wisata tapi juga mengembangkan adat-istiadat dan budaya leluhur Gorontalo sebagai salah satu asset daerah. Ritual mandi safar yang menjadi tradisi turun temurun di Kec. Atinggola misalnya oleh Pemerintah Daerah dikemas menjadi sebuah kegiatan dalambentuk festival yang mampu menarik minat para wisatawan dari luar daerah.

Di sektor pendidikan, Pemerintah Daerah terus melakukan berbagai program dan terobosan bagi peningkatan SDM. Tidak heran jika dalam setahun lebih terakhir pendidikan terus menunjukkan geliat dan dinamika yang menggembirakan. Hal itu dapat dilihat dari upaya meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru serta peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Terobosan Rusli Habibie ini bahkan diapreasiasi dan disambut positif Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Prof. Nelson Pomalingo, M.Pd. Pada salah satu kegiatan pendidikan di Provinsi Gorontalo, sosok Ketua PGRI Provinsi Gorontalo ini menuturkan bahwa Rusli Habibie merupakan Bupati yang sangat concern, berani, responsif dan memiliki konsep brilian membangun SDM di daerahnya.

Penuturan Guru besar UNG ini cukup beralasan karena belum lama menjabat sebagai Bupati, Rusli Habibie dan Wakil Bupati Indra Yasin telah merealisasikan bantuan Motor MegaPRO untuk seluruh Kepala SD, SMP, SMA, dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan, serta Bus sekolah bagi anak didik, mengalokasikan anggaran pendidikan yang mencapai 28 persen tahun 2008-2009, meningkatkan tingkat kesejahteraan tenaga Guru Tidak Tetap (GTT) dari Rp. 200 ribu per bulan menjadi Rp. 600 ribu per bulan, mengembangkan pendidikan berbasis entrepreneur, program pemerataan dan distribusi guru, program peningkatan kualitas dan kualifikasi guru dengan merealisasikan beasiswa untuk guru agar bisa mengikuti pendidikan ke jenjang D3, S1 dan S2 sebanyak 416 orang, pemberian tunjangan guru terpencil dan daerah khusus sebanyak 120 orang, meningkatkan akses dan perluasan pendidikan dengan menyediakan beasiswa untuk siswa berpotensi, Tahun 2010 Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaran Rp.1 milyar lebih untuk beasiswa ke perguruan tinggi lokal dan luar daerah, diantaranya ke UNG, UG, Politekes, Fakultas Kedokteran UNG, beasiswa ke STKS dan masih banyak lagi. Selain itu, Pemerintah Daerah juga mengembangkan pendidikan berbasis teknologi tingkat tinggi (ICT), membangun dan merehabilitasi gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan sarana pendidikan lainnya.

Tidak hanya itu saja, kepeduliannya terhadap budaya dan adat Gorontalo juga tidak diragukan. Belum lama ini misalnya, Rusli Habibie menekankan kepada setiap guru untuk menggunakan bahasa Gorontalo di lingkungan sekolah sebagai salah satu upaya menyelematkan bahasa leluhur dari kepunahan. (AM))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar