Senin, 01 Maret 2010

Rusli Habibie, Pencetus Gerbang Emas Yang Kian Berkibar

Oleh :
ALI MOBILIU

Nama Rusli Habibie di tataran politik di Gorontalo kian berkibar. Kiprahnya sebagai Ketua DPD I GolkarProvinsi Gorontalo sekaligus Bupati Gorontalo Utara (Gorut) tak bisa dibendung lagi oleh lawan-lawan politiknya. Tidak hanya itu saja, di tataran politik dan pengambil kebijakan di tingkat pusat pun nama Rusli Habibie kian dikenal luas bahkan kinerja pemerintahannya terus saja mendapat apresiasi dari pemerintah pusat.
Berbagai apresiasi positif dari masyarakat dan pemerintah pusat tersebut merupakan hal yang lumrah terjadi karena ide, gagasan dan terobosannya membangun Kabupaten Gorontalo Utara benar-benar menyentuh kepentingan dan azas keadilan yang secara konkrit dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Realitas ini tidak dapat dipungkiri jika melihat realitas dan indikator-indikator keberhasilan pemerintahannya bersama Wakil Bupati Indra Yasin selama setahun memimpin Gorontalo Utara.
Ikon Gerakan pembangunan Ekonomi Masyarakat (Gerbang Emas) yang ia cetuskan mengandung makna yang prospektif dan kaya filosofi yang secara langsung maupun tidak langsung akan mengantarkan Gorut pada optimisme akan masa depan yang cemerlang.
Melalui Gerbang Emasnya, Rusli Habibie bersama Indra Yasin terus mengukir prestasi,kinerja dan pengabdian yang tulus nan ikhlas. Di tangan kedua pemimpin ini, Gorut kian dinamis. Akses jalan sebagai wahana penting dalam menunjang kehidupan ekonomi rakyat terus dibenahi dan diperbaiki, mulai dari Atinggola, Sumalata, Tolinggula, Anggrek, Kwandang dan akses jalan lainnya yang saat ini sudah mulus dilalui kenderaan. Demikian pula halnya, dengan program pemekaran Kecamatan dan Desa terus saja dilakukan sebagai upaya meningkatkan layanan prima kepada masyarakat. Kinerja aparatur pemerintahan juga dibenahi dan doktrin-doktrin kerja keras, disiplin terus bergaung di kalangan aparatur pemerintahan. Mental malas dan hanya ingin dilayani yang sering melanda kalangan birokrat terus dilawan dengan berbagai kebijakan. Belum lagi program di bidang pendidikan, kebudayaan, kemasyarakatan, bidang pariwisata, pertanian, perikanan dan kelautan dan berbagai sektor pembangunan lainnya terus saja digenjot bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
Yang patut diapresiasi lagi adalah komitmen Rusli Habibie selama ini yang mengaku siap menjadi “pengemis” dengan melakukan lobi-lobi tingkat tinggi di Jakarta. Selama setahun pemerintahannya, Rusli Habibie terus bergerilya melakukan berbagai pendekatan dengan pejabat pengambil kebijakan di tingkat pusat guna mendatangkan dana segar bagi penguatan terhadap kebijakan pembangunan ekonomi masyarakat. Keseluruhan upaya ini merupakan wujud keseriusannya, kecintaannya dan ketulusannya membangun Kabupaten Gorontalo Utara.

Mega Proyek Terus Menghentak
Berbagai terobosan Rusli Habibie, meski baru setahun lebih telah menghentak dan bahkan mengagetkan semua kalangan. Jika Provinsi Gorontalo sepeninggal Fadel Muhammad tidak lagi memiliki mega proyek, justru Kabupaten Gorut terus saja dipercaya oleh pemerintah pusat melaksanakan berbagai proyek yang bernilai ratusan milyar Rupiah. Pembangunan Jalan By Pass dari Pontolo Molingkapoto akan segera terwujud, Program Minapolitan di Sumalata dan Gentuma yang bernilai Rp. 100 milyar lebih siap dijalankan, program pembangunan Terminal Perikanan Nusantara di Kwandang, pembangunan kawasan perkantoran di Molingkapoto yang juga bernilai ratusan milyar segera terealisasi. Yang paling menggembirakan lagi adalah, ternyata Rusli Habibie tidak hanya mementingkan kemajuan Gorut semata tapi juga melirik daerah lainnya. Belum lama ini misalnya, ia berhasil meyakinkan Pemerintah pusat untuk membuka akses jalan Tolinggula-Marisa yang master plannya sudah akan ditenderkan tahun 2010 ini oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Kimpraswil RI. Belum lagi upayanya mengatasi krisis listrik yang mulai digebrak dari Atinggola, sehingga dalam waktu dekat masyarakat Kec. Atinggola sudah bisa berseru “Good Bye” krisis listrik.
Di bidang Pendidikan, Kab. Gorontalo Utara dalam setahun terkahir ini terus menunjukkan geliat dan dinamika yang menggembirakan. Hal itu dapat dilihat dari berbagai upaya dan terobosan Pemerintah Daerah dalam meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru serta peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Terobosan Rusli Habibie ini bahkan diapreasiasi dan disambut positif Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Prof. Nelson Pomalingo, M.Pd yang juga Ketua PGRI Provinsi Gorontalo. Ia telah merealisasikan bantuan Motor MegaPRO untuk Kepala SD, SMP, SMA, anggaran pendidikan yang mencapai 28 persen tahun 2008-2009, meningkatkan tingkat kesejahteraan tenaga Guru Tidak Tetap (GTT) dari Rp. 200 ribu per bulan menjadi Rp. 600 ribu per bulan, mengembangkan pendidikan berbasis entrepreneur, program pemerataan dan distribusi guru, program peningkatan kualitas dan kualifikasi guru dengan merealisasikan beasiswa untuk guru guna melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, meningkatkan akses dan perluasan pendidikan dengan menyediakan beasiswa, mengembangkan pendidikan berbasis teknologi tingkat tinggi (ICT), membangun dan merehabilitasi gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan sarana pendidikan lainnya. Tidak hanya itu saja, kepeduliannya terhadap budaya dan adat Gorontalo juga tidak diragukan. Belum lama ini misalnya, Rusli Habibie menekankan kepada setiap guru untuk menggunakan bahasa Gorontalo di lingkungan sekolah sebagai salah satu upaya menyelematkan bahasa leluhur dari kepunahan.
Tulus-Ikhlas dalam Bekerja,
Sebelum dipercaya memangku jabatan sebagai Ketua DPD I Golkar, Rusli Habibie mengakui pernah diberi wejangan oleh mantan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad yang juga mantan Ketua DPD I Golkar Provinsi Gorontalo. Saat itu Fadel Muhammad mengatakan, menjadi seorang Pemimpin itu harus berbuat yang terbaik untuk rakyat. Untuk berbuat yang terbaik tersebut, kata Fadel, seorang Pemimpin harus melakukan dua hal yakni Jangan sekali-kali menyakiti hati rakyat dan bekerja tulus dan ikhlas untuk rakyat.
Nasehat Fadel Muhamamd tersebut menurut Rusli Habibie hingga saat ini telah menjadi prinsip dasarnya dalam memimpin Gorontalo Utara dan Golkar.
Tidak heran jika dalam menjalankan roda pemerintahan dan roda organisasi Rusli Habibie mengaku sangat terinspirasi oleh ruh kepemimpinan tersebut dengan mengkolaborasikan konsep pemerintahan yang inovatif yang bermuara pada bagaimana mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.
Tidak heran pula jika dalam memperingati setahun pemerintahannya pada Oktober 2009 lalu, Rusli Habibie mengambil tema peringatan “Mengadili setahun pemerintahan Ru’ya.” Tema tersebut pada awalnya sempat ditentang oleh bawahannya, namun bagi Rusli Habibie ia memilih kata mengadili untuk memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat menyampaikan berbagai aspirasi, pendapat dan kritikannya sebagai masukan yang berharga dalam menjalankan roda pemerintahan. Prinsip dasar yang dianut seorang Rusli Habibie adalah, menjadi pemimpin itu Jangan sekali-kali menyakiti Hati Rakyat dan Bekerja Tulus Ikhlas.
Pemimpin Yang Miliki Cita Rasa Sosial YangTinggi
Perhatian Rusli Habibie terhadap orang tidak beruntung sudah tidak diragukan lagi. Berbagai kucuran bantuan sosial terus saja mengalir secara spontan. Rusli bukan Type pemimpin yang bunggili . Dalam kunjugannya di Lemito Kabupaten Pohuwato selaku Ketua DPD I Golkar Provinsi beberapa waktu lalu misalnya, rasa simpatinya terhadap mereka yang kurang beruntung kembali ia tunjukkan. Saat itu salah seorang penyandang cacat yang mahir memainkan Piano seperti tengah bermimpi mendapat uluran tangan berupa bantuan 1 (satu ) unit piano. Dalam kata pengantarnya, Rusli Habibie mengatakan sangat bangga dengan mereka yang memiliki kekurangan tapi trampil dan tidak kalah dengan mereka yang normal. Demikian pula halnya dalam kunjungannya ke desa-desa, Rusli Habibie selalu saja mengulurkan tangannya membantu mereka yang kurang beruntung. Sampai-sampai para sespri dan aparatnya terkejut dengan gaya kepemimpinannya yang sering mengabaikan aturan protokoler. Tidak hanya itu saja, komitmennya terhadap pengembangan dakwah dan syiar Islam serta pembinaan terhadap akhlak mental spiritual masyarakat selalu saja menjadi cirri khas kepemimpinannya selama ini. Upayanya untuk memberikan bantuan sosial keagamaan menjadi salah satu acuan betapa Rusli Habibie merupakan sosok pemimpin yang sangat agamais. Saat Mesjid Baturahman di Moluo akan dijadikannya sebagai salah satu Mesjid terbesar di Gorontalo Utara. Meskipun demikian, Rusli Habibie adalah seorang pemimpin yang pluralis yang memandang pentingnya toleransi dan kebersamaan dalam kebhinekaan.
Sosok Pemimpin Yang Egaliter
Rusli Habibie, alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Sospol) Universitas Pasundan Bandung dan pernah meniti karir di PT Industri PesawatTerbang Nusantara (IPTN) Bandung dan pernah menjadi Ketua Himpunan PelajarMahasiswa Indonesia Gorontalo (HPMIG) Bandung ini ternyata dalam perkembangannya termasuk sosok pemimpin yang egaliter. Sebagai sosok yang telah ditempa oleh berbagai pengalaman dan pergulatannya di Kota besar semasa masih menjadi Mahasiswa di Bandung dan Jakarta maupun sebagai pejabat di Industri Pesawat Terbang di Bandung selama puluhan tahun dan kemudian menekuni dunia usaha di kampung halamannya di Gorontalo, Rusli Habibie mampu menempatkan dirinya sebagai sosok yang memiliki karakteristik sebagai pemimpin yang visioner dengan gebrakan-gebrakan yang jauh lebih realistis dan efektif dalam tataran implementasi. Inilah keunggulan Rusli Habibie jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh pemimpin Gorontalo lainnya yang hanya produk lokal Gorontalo dan Manado. Apalagi setelah ia tampil menjadi seorang pengusaha, maka variable-variabel yang memberi penguatan terhadap komitmen kepemimpinannya kian nampak.
Purdie E Chandra , seorang pengusaha yang juga pendiri Lembaga Pendidikan ternama Primagama dalam sebuah artikelnya berjudul “Cara Gila menjadi seorang pengusaha “ seperti yang dilansir kebunEmas.com menyebutkan, dalam pemerintahan dan dunia usaha, sikap egaliter itu sangat penting, yakni mengedepankan aspek humanis dan harmonis dalam komunikasi antara level struktural. Sikap egaliter ini menurut Purdhie E Chandra harus berawal dari seorang pemimpin yang kemudian akan menurun ke seluruh aparat dan bawahannya. Egaliter dalam pemerintahan sangat penting karena darinya seorang pemimpin mudah memahami kondisi ril masyarakat atau perusahaan yang dipimpinnya sehingga terbentuk sebuah komunikasi yang transparan dan jujur. Lebih jauh lagi, pemimpin yang egaliter akan melahirkan sebuah hubungan interpersonal dimana antara pimpinan dan staf tidak ada lagi jarak yang tajam, namun sikap saling menghormati tetap terjaga. Sikap egaliter ini juga dapat berdampak terhadap peningkatan “kecerdasan emosional” yang mampu menselaraskan diri dengan orang lain dan lingkungannya (harmonizing). Sikap egaliter menurut Purdhie E Sardi dengan demikian mampu menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat sehingga segala ide, pemikiran dan gagasan untuk sebuah perubahan kian baik yang pada akhirnya akan cenderung mengarahkan pada setiap pribadi menjadi kreatif, inovatif dan produktif. Sikap egaliter akan semakin dibutuhkan pada era millennium saat ini karena munculnya gejala hyper competition yakni suatu persaingan yang sangat ketat. Kondisi ini dalam perkembangannya kedepan menuntut sikap egalitarian ketimbang hubungan yang terlalu mengedepankan jarak atau gap antara pimpinan dan staf.
Dari gaya pemerintahannya selama ini, baik sebagai pengusaha, Bupati dan Ketua DPD I Golkar Provinsi Gorontalo ternyata Rusli Habibie termasuk sosok pemimpin yang egaliter yang salah satu indikatornya dapat dilihat dari gaya kepemimpinannya yang sering lupa dengan aturan protokoler yang sudah menjadi cirri khas yang menggejala di elit kekuasaan.
“Play Maker” Politik Gorontalo
Karir politik Rusli Habibie boleh dikatakan tengah berkibar, untuk lima tahun kedepan dan mungkin lima tahun berikutnya Rusli Habibie diprediksi kelak menjadi sosok politisi yang disegani bahkan menjadi “play maker” menggantikan peran Fadel Muhammad yang kini menjadi Menteri di Kabinet SBY.
Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya, demikianlah yang tengah terjadi. Jika sebelum kedatangan Fadel, mantan Bupati Kab. Gorontalo Ahmad Pakaya pernah berkibar dan menjadi simbol politik di daerah ini, disusul kemudian Adhan Dambea yang juga pernah menjadi penentu peta politik Gorontalo, Kini angin Dewi fortuna rupanya berkibar ke arah Pantai Utara Gorut menyalami pintu Kantor Bupati di Molingkapoto.
Posisi Rusli Habibie tengah diatas angin, ia bakal tidak tertandingi oleh berbagai maneuver-manuver lawan politiknya paling tidak dalam lima tahun kedepan. Hal ini cukup beralasan karena Rusli Habibie kini memiliki akses yang sangat terbuka lebar ke tingkat elite politik di Jakarta, dan apalagi disana ada Fadel Muhammad yang sangat dekat dengan Presiden SBY dan elit-elit politik Golkar yang sangat berpengaruh, kemudian Suharso Monoarfa yang pernah mempunyai sejarah kelam karena faktor AW. Thalib yang diusng PPP saat Pilwako lalu. Suharso juga memiliki kedekatan emosional dengan Rusli Habibie karena keduanya pernah menjadi penghuni Asrama Mahasiswa Gorontalo di jalan Cihampelas Bandung, keduanya juga pernah menjadi Ketua HPMIG Bandung.
Selain itu Rusli Habibie juga memiliki akses melalu jalur klan keluarga Habibie yang bertebaran di berbagai Departemen di Jakarta yang sampai saat ini masih cukup disegani. Selanjutnya melalui jalur Himpunan warga Gorontalo di Bandung, Jokyakarta, dan Jakarta. Maklum saja Rusli Habibie sejak lulus SMA sudah hidup di Jakarta dan Bandung. Ia merupakan Sarjana Fisip Universitas Pasundan Bandung dan puluhan tahun meniti karir di Industri Pesawat Terbang IPTN Bandung. Nilai tambah lainnya yang juga dimiliki Rusli Habibie adalah statusnya sebagai Pengusaha atau Kontraktor yang ditunjang oleh pengalaman dan pergulatannya bertahan hidup di Kota Metropolitan Jakarta dan Bandung yang kelak diyakini akan sangat menunjang lahirnya inspirasi dan referensi yang dimanifestasikan melalui terobosan-terobosan baru dan gagasan baru bagi pembangunan dan Kemajuan Gorontalo kedepan.
Sisi positif lainnya, sosok Rusli termasuk tipe pemimpin yang memiliki rasa hormat dan beretika terutama kepada senior-seniornya, Buktinya, sehari menjelang Musda Golkartahun lalu, Rusli sowan ke sesepuh Golkar di Gorontalo seperti Ahmad Hoesa Pakaya dan Medi Botutihe. Hal ini merupakan pertanda bagus dan semoga saja kedepan masih tetap terpatri dari seorang Rusli dalam memimpin Gorontalo.
Kemunculan figur Rusli Habibie di pentas politik Gorontalo membawa konsekwensi yang cukup riskan terhadap karir politik Gusnar Ismail yang beberapa waktu lalu sempat memainkan manuver menyusun kekuatan politik baru pasca Fadel Muhammad. Ketidakhadiran Gusnar Ismail pada pembukaan Musda Golkar tahun lalu merupakan isyarat dan bentuk penegasan bahwa Rusli Habibie kelak menjadi rivalnya di arena perpolitikan Gorontalo khususnya pada pilgub 2011.
Demikian pula halnya dengan sikap Gusnar Ismail yang terkesan mengulur-ngulur pemilihan PAW Wakil Gubernur yang calon-calonnya telah diusulkan oleh DPD I Golkar menunjukkan bahwa Gusnar Ismail tidak menginginkan adanya Wakil Gubernur. Ia ingin tampil sebagai “One Man Show”. Anehnya lagi sikap keengganannya memiliki Wakil Gubernur ini tidak dibuka ke tataran publik. Hal ini mengindikasikan bahwa Gusnar termasuk tipe pemimpin yang tertutup, tidak egaliter dan cenderung berupaya mengangkangi konstitusi secara diam-diam. Padahal sportifitas dan kejujuran dalam pemerintahan sangat penting untuk dibangun guna memberikan penguatan terhadap percepatan terhadap upaya meraih kemajuan.
Jika melihat kiprah Gusnar Ismail sebagai PAW Gubernur saat ini dan Rusli Habibie sebagai Ketua DPD I dan Bupati Kabupaten Gorut sangat jelas terurai bahwa tingkat mobilitas Rusli Habibie lebih menonjol. Demikian pula halnya dengan gaya kepemimpinan keduanya, Rusli Habibie memiliki jaringan kedekatan dengan hampir semua komponen masyarakat, sementara Gusnar Ismail nampaknya membatasi hubungannya dengan elemen LSM dan lembaga aktifis pergerakan lainnya di Gorontalo. Hal ini memunculkan analisa dan prediksi bahwa pada Pilgub 2011 mendatang Gusnar Ismail akan lebih mengandalkan mesin birokrasi sebagai sumber kekuatannya yang tidak tertutup kemungkinan membawa resistensi terhadap asset-aset rakyat di berbagai SKPD yang bisa saja dibelokkan sehingga terkesan tidak melanggar aturan yang berlaku. Bukti terhadap asumsi ini adalah keberadaan Baliho ataupun banner yang saatini bertebaran di berbagai sudut-sudut Kota hingga ke pelosok-pelosok desa yang jumlahnya sudah mencapai ratusan buah merupakan sebuah rekayasa program dimana pesan atau informasi yang justru disampaikan lewat Baliho kalah besar dengan poster Gusnar Ismail. Konon biaya pembuatan baliho ini dibiayai oleh SKPD-SKPD yangtentu perlu ditelusri kebenarannya oleh pihak berwenang. Apakah anggaran untuk itu memang harus ada di setiap SKPD.
Belum lagi berbicara tentang konsep pembangunan dan kemasyarakatan, Rusli Habibie ternyata lebih banyak memiliki ide dan gagasan perubahan. Sementara Gusnar Ismail dalam beberapa bulan setelah menjadi Gubernur lebih cenderung terjebak pada rutinitas pemerintahan yang kurang produktif. Apalah artinya, menampung aspirasi melalui Jum’at Perduli, kalau kemudian seluruh aspirasi masyarakat tidak terealisasi karena terbentur oleh minimnya anggaran pemerintahan akibat potensi-potensi lokal yang tidak terberdayakan.
Hasil Polling, Rusli Habibie dan EL-Nino Lebih Unggul
Uraian diatas bukan merupakan asumsi yang tidak memiliki dasar yang kuat. Buktinya, Dari hasil Polling “Gubernur Pilihan anda” yang dilakukan situs Gorontalo maju.com, ternyata dari calon Gubernur yang menetap di Gorontalo , Rusli Habibie menempati posisi teratas sebagai calon kuat Gubernur Gorontalo, disusul kemudian Moh. Husain El Nino yang saat ini anggota DPD RI. Sementara Gusnar Ismail menempati posisi dibawah El-Nino.
www.gorontalomaju.com merupakan website orang Gorontalo yang dikendalikan dari Jakarta yang terhubung dengan jejaring sosial Facebook dan kini telah memiliki anggota (facebookers) sebanyak 1.350 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa Gusnar Ismail harus bekerja keras dalam dua tahun mendatang.
Hasil polling ini dalam tataran lokal tidak mengherankan karena dari berbagai kunjungannya ke daerah-daerah selaku Ketua DPD I Golkar Provinsi Gorontalo terungkap bahwa Rusli Habibie dieluk-elukkan sebagai calon Gubernur Gorontalo. Dalam kunjungannya di Kecamatan Wanggarasi, dan Lemito belum lama ini misalnya, Yel-yel hidup Gubernur senantiasa bergemuruh menyambut kedatangannya.
Selain itu jika menggunakan hitungan dan kalkulasi politik sangat jelas terungkap bahwa Rusli Habibie diatas kertas sudah menang. Prediksi ini diperkuat oleh peta politik dalam dua tahun kedepan yang bakal mengalami pergeseran cukup signifikan.
Dari uraian ini membawa konsekwensi bahwa Gusnar Ismail dalam rentang dua tahun mendatang harus bekerja ekstra keras.paling tidak ia harus mampu menurunkan angka kemiskinan, mengurangi pengangguran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mampu melakukan koordinasi guna memberikan penguatan terhadap kiprah Kabupaten/Kota membangun daerahnya. Jika ia gagal melakukan keempat hal tersebut diatas, maka habis gelap terbitlah terang. Gorontalo memang membutuhkan perubahan melalui pemerintahan yang egaliter, visioner dengan berbagai gebrakan yang inovatif, kreatif dan produktif. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar