Jumat, 12 Maret 2010

Gusnar Lupa Suara Golkar, Suara Rakyat

Oleh : Ali Mobiliu

Performance Gusnar Ismail sebagai Gubernur apalagi terkait PAW Wagub sungguh menggelikan, disatu sisi sang Gubernur tidak membuka ke tataran publik tentang kriteria calon Wagub yang diinginkannya, tapi dipihak lain, ternyata ia diam-diam menghendaki lebih dari 2 calon melalui lobi di tingkat DPP Golkar. Yang lebih mengagetkan lagi, Gusnar malah bereaksi keras terhadap DPRD Provinsi Gorontalo yang menudingnya sengaja mengulur-ngulur waktu tentang PAW Wagub.

Tudingan tersebut akhirnya memaksa Gusnar Ismail Selasa (9/3) lalu mengumpulkan wartawan dan dengan tegas,lugas dan sedikit geram membantah tudingan tersebut.

Dihadapan wartawan, Gusnar Ismail dengan tegas mengatakan, tidak ada alasan baginya untuk mengulur-ngulur waktu soal PAW Wagub. Dijelaskannya, ia belum memasukkan 2 nama calon Wagub yang diusulkan DPD I Golkar Provinsi karena ia mengaku telah berkonsultasi dengan Theo Sambuaga Wakil Ketua DPP Golkar di sebuah hotel di Jakarta. Theo Sambuaga, ungkap Gusnar Ismail kala itu menyarankan agar ia kembali menyurati DPP Golkar yang isinya bermohon agar DPP merekomendikasikan nama Cawagub lebih dari 2 orang.. Hal inilah yang membuatnya belum memasukkan 2 nama calon Wagub ke DPRD Provinsi Gorontalo karena masih harus menunggu jawaban surat yang diajukannya ke DPP Golkar.

Jika alasan Gusnar Ismail bahwa sebagai “pemakai” Wakil Gubernur sehingga berhak mengusulkan kriteria atau nama Cawagub yang mendampinginya, maka semestinya sejak awal ia sudah harus melakukan pendekatan dengan pihak DPD I Golkar atau DPP Golkar agar sosok Cawagub yang diusulkan DPD I Golkar ke DPP lebih dari 2 orang yang sesuai atau mendekati kriteria figure yang dikehendakinya. Atau paling tidak ia mengkomunikasikan tentang kriteria cawagub yang diinginkannya tersebut kepada masyarakat sejak jauh-jauh hari agar pengambil kebijakan di Golkar memiliki acuan yang jelas tentang figure yang diiginkan oleh rakyat yang sesungguhnya, bukan malah diam-diam berjuang sendiri di DPP Golkar,

Sikap Gusnar yang terkesan diam dengan calon PAW Wagub dan enggan menjalin komunikasi politik dengan kekuatan politik yang ada di daerah ini memunculkan indikasi yang sangat kuat bahwa Gusnar Ismail dalam moment PAW Wagub mencoba memainkan manuver politik lagi yang ternyata mudah tercium oleh masyarakat awam sekalipun. Bahkan boleh dikatakan Gusnar kurang tanggap bahkan telah gagal membaca realitas politik yang ada di daerah maupun di pusat.

Ketidakpuasan Gusnar terhadap 2 nama yang ditetapkan DPD I Golkar Provinsi Gorontalo menjadi Cawagub mengindikasikan pula bahwa Gusnar lupa bahwa suara Golkar adalah suara rakyat. Hal ini harus diakui karena dalam tataran realitas politik, Golkar merupakan mayoritas di daerah ini.

Hal ini bisa juga menggambarkan bahwa Gusnar Ismail telah terobsesi oleh Pilgub 2011 sehingga enggan menjalin komunikasi politik dengan elit-elit politik yang berpeluang menjadi rivalnya pada Pilgub 2011.

Jika demikian kondisinya, maka dalam dua tahun kedepan, Gorontalo akan mengalami kesulitan atau paling tidak sulit mencapai peningkatan di berbagai sektor, karena seluruh program yang membutuhkan penanganan lintas sektoral, lintas koordinasi tehadang oleh kepentingan politik sesaat. .

Dengan pemahaman ini maka bantahan Gusnar Ismail apapun alasannya sulit diterima bahkan oleh rakyat yang awam politik sekalipun. Sebagai seorang Pemimpin, Gusnar Ismail semestinya tidak menonjolkan diri “sebagai pemakai” Wakil Gubernur” melainkan menyadari realitas politik dimana Golkar sebagai mayoritas di daerah ini.

Dengan uraian ini, maka tudingan DPRD Gorontalo terhadap Gusnar Ismail yang coba mengulur-ngulur waktu soal Cawagub ini masih tetap diakui sebagai tudingan yang mendasar karena jawaban Gusnar Ismail terhadap tudingan itu justru kian menguatkan kebenaran terhadap semua tudingan itu.

Pengurus DPD I Golkar dalam hal ini tidak bisa diam, harus segera bertindak dengan melakukan kembali lobi-lobi politik agar manuver menggagalkan PAW Wagub ini tidak terjadi demi masa depan Gorontalo.(***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar